23 June 2009

Asuransi Jiwa BUMIPUTERA

Saya menyesal ikut asuransi Bumiputera. Setahun yang lalu saya mendapat tawaran teman ibu yang menawarkan ikut Bumiputera. Karena itu berasal dari teman ibu dengan promo bunga yang cukup menggoda (sebenarnya lebih gede Prudential), aku menanamkan sejumlah uang ke sana. Posisi saya yang di Jogja sedangkan Bumiputera di Kediri membuat saya nggak bisa mempelajari/ bertanya-tanya lebih detail ke teman Ibu. Saya percaya penuh dengan Ibu dan saudara saya untuk menangani. Itulah kesalahan yang saya akui, tidak mempelajari sebelum memutuskan.

Setahun berjalan saya memutuskan mengambil sebagian uang karena kebutuhan. Niat sudah diutarakan ke teman ibu tapi baru sekitar 3 minggu kemudian diproses. Saya lalu pulang untuk menandatangani berkas dan betapa kagetnya saya karena yang saya terima tidak utuh 50%. Lebih tepatnya berkurang 2 juta rupiah. Ketika saya tanya si teman ibu malah kurang paham dan menyuruh bertanya pada orang Bumiputera lainnya. Karena saya harus segera bertolak ke Jogja, akhirnya Kakak yang tanya. Ternyata uang itu menjadi asuransi atau... apalah itu istilahnya. Saya menyesalkan kenapa hal itu tidak diceritakan sejak awal. Memang saya tidak bertanya-tanya tapi bukannya saya harus tahu? 2 juta bukan jumlah yang sedikit. Untuk sebagian orang itu bisa hidup untuk 4-5 bulan. Saya sungguh kecewa tapi apa mau dikata, kesalahan saya juga kenapa tidak mempelajari lebih dalam. Tidak hanya disitu. Saya juga kecewa karena ternyata sistem pencairan dana tidak bisa langsung seperti yang pernah teman ibu bilang. Melainkan 50% dulu kemudian sisanya hanya bisa diambil 50% lagi dan begitu seterusnya hingga habis. Hmmm... benar-benar dipersulit. Ya... maklum, mereka hidup dari peputaran uang dan punya cara agar sebisa mungkin uang nasabah lebih lama di kantong mereka. Kesimpulan dari pengalaman ini, saya menyesal dan tidak akan lagi berhubungan dengan asuransi terutama produk penyimpanan uang. It's enough!

Star Trek, The Future Begins

Star Trek adalah salah satu franchise dengan sejarah yang panjang. Salah satu serinya, Next Generation, menjadi tontonan favoritku jaman dulu. Aku suka pesawat-pesawat dan pertempurannya. Padahal beberapa hal bertentangan dengan logika dan ilmu pasti seperti di angkasa ledakan mengeluarkan api tidak mungkin terjadi, hehehe... dan Star Trek versi reboot ini bisa menjadi hebat atau just another Star Trek movies. Untungnya JJ Abrams menjawabnya dengan cukup baik.

Film dibuka dengan kisah yang memilukan dan menyentuh ketika Kirk senior harus mengorbankan diri demi keselamatan 800 awak termasuk istri yang sedang melahirkan anak pertamanya. Jujur ini salah satu pembukaan film yang mengesankan bagiku. Disini ciri khas Abrams terlihat yaitu menyelipkan nuansa drama diantara kekacauan tanpa merusak keseluruhan adegan.
“Your father was captain of a starship for twelve minutes. He saved 800 lives, including your mothers and yours. I dare you to do better.” Christopher Pike
Kemudian kisah berlanjut dari Kirk kecil hingga menjadi dewasa dan mengikuti pendidikan Star Fleet yang sayangnya tidak diperlihatkan bagaimana pendidikannya. Tahu-tahu sudah 3 tahun aja, hmm… Petualangan Kirk dan Spock menjelajahi alam semestapun dimulai. Ketidakcocokan di awal pertemuan sedikit demi sedikit hilang seiring bertambah dewasanya mereka. Dan Kirk berhasil membuktikan kepada semua orang bahwa dia memang hebat sebagai kapten tanpa terbeban nama besar ayahnya. Spock juga mengalami pendewasaan melalui kejadian-kejadian yang dia alami di film ini. Akting Zachary Quinto menghidupkan Spock yang kaku, kalem dan tegas bertemu kebalikannya Kirk yang “liar” dan bertindak mengikuti instingnya. Duet mereka yang akhirnya berhasil mengalahkan musuh mereka yang sayangnya, kematian (klimaks) si Nero kurang nendang menurutku. Tapi semua tertutupi dengan satu paket hiburan yang memuaskan dari JJ Abrams.

Sepanjang film ketegangan-ketegangan terjalin rapi dan kisahnya terasa padat. Alur mengalir pas membuat kita ingin terus mengikuti kelanjutan filmnya. Efek juga tersaji maksimal. Menurutku hingga saat ini, inilah film musim panas yang memuaskan. Biarpun akting pemain masih rata-rata, tapi pemilihan cast sangatlah tepat. Mereka berhasil menyuguhkan karakter yang berbeda tanpa kehilangan chemistry di masing-masing tokoh. Tapi aku sedikit terganggu dengan peran Uhura yang terasa hanya pemanis di film ini. Chemestry duo tokoh sentral, Spock dan Kirk sangat terasa. Kuharap bila ada kelanjutannya, “don’t change the winning team”. Menurutku JJ Abrams menjalankan tugasnya dengan baik di film ini. 4 dari 5 bintang dari saya, hehehe...

03 June 2009

Terminator: Salvation

Terminator telah menjadi saga tersendiri bagi fans-nya di seluruh dunia. Film pertama dipuji karena menjadi sesuatu yang baru di eranya. Film kedua lebih dasyat lagi karena dipuji baik kritikus maupun penonton awam. Terbukti menjadi box office di eranya serta menjadi film cult bagi penggemar film. Sayang di film ketiga menjadi anti klimaks.

Ketika kabar Salvation berhembus saya optimis ini akan menjadi keren. Apalagi seorang Bale ikut bermain di film itu. Tapi ketika tahu sutradanya McG, muncul sedikit rasa pesimis. Film tersukses yang pernah dia besut hanyalah Charlie Angels yang menurutku cuma film action “numpang lewat saja”. FYI, awal karir doski adalah sutradara video clip kondang. Untungnya doski berhasil naik level di film ini.
Salvation menceritakan ketika Connor dewasa dan menjadi pemimpin kaum pemberontak. Selain menyelmatkan manusia dari para mesin, dia juga harus mencari dan menyelamatkan bakal ayahnya (Kyle Reese) yang diburu para mesin. Alasan diburu jelas tanpa si Kyle, Connor yang menjadi ancaman mesin tak kan ada. Makin runyam ketika Marcus yang setengah mesin setengah manusia bangkit. Seperti Wolverine, dia bingung mendapati kondisinya seperti sekarang. Sisi manusianya mendorong untuk membantu Connor dan… silahkan nonton sendiri, hahahahaha…

Salvation adalah film action yang cukup “mahal”. Efeknya cukup maksimal apalagi robot-robotnya terlihat menakutkan ditunjang sound yang dahsyat. Cerita “sayangnya” cukup ringan, untung ditambal action keren dan Bale’s factor. Set adegan serasa di studio, mungkin karena “acton-action-nya” tidak ada interaksi dengan manusia umum atau bangunan-bangunan terkenal. Membuat saya merasa ini tidak terjadi disekitar kita, tapi di studio. Porsi acting Bale sangat kurang malah Sam W seperti menjadi tokoh utama di film ini. Entah kenapa alur cerita menurutku kurang nikmat. Mungkin McG kurang bisa mengatur kapan saatnya naik, kapan turun atau klimaksnya gimana. Ya itu factor pengalaman saja. Yang jelas menurutku dia telah naik kelas lewat film ini. Bagi penggemar film sebelumnya terutama Terminator 2, akan menemukan kejutan-kejutan menarik. Bahkan ada adegan yang sama persis dengan klimaks Terminator 2 cuma beda pemain. Menonton Salvation memang jauh lebih nikmat kalau sudah menonton film sebelumnya. Secara keseluruhan, Salvation menarik untuk ditonton. Apalagi siap-siap ada sekuelnya karena bagaimana Connor mengirimkan “Arnold” ke masa lalu untuk menyelamatkan dia dan ibunya masih belum disajikan di Salvation. Ratingku 3,5 dari 5 bintang.

14 May 2009

Alasan Kenapa Wolverine Menurutku Biasa Saja

Suatu ketika temenku yang pernah jadi idola di suatu komunitas bilang kalau Wolf itu bagus. Menurutku tidak dan dia kayaknya kurang puas, hahahaha... Ini alasanku...

1. Untuk cerita sesimple itu harusnya bisa di "padatkan" lagi. Entah kenapa aku kayak melihat film drama plus alur lambatnya.
2. Sebuah film selalu terdiri dari kisah-kisah kecil yang dijahit dengan benang merah untuk menjadi satu kisah utama. Nah... kisah-kisah kecil tersebut di Wolf tidak ada hal yang baru... semua sudah pernah ada. Tak percaya?
  • Seorang bawahan yang muak dengan polah bosnya lalu pensiun.
  • Dia lalu kembali beraksi karena kekasihnya dibunuh.
  • Emosinya meninggi demi mengejar si pembunuh kekasihnya.
  • Dia rela melakukan apa saja untuk membalas dendam.
  • Untuk menuju pulau musuh dia harus menghubungi orang yang pernah kesana yaitu Gambit.
  • Orang tersebut awalnya jual mahal tapi akhirnya mau membantu.
  • Ketika dalam keadaan terdesak tiba-tiba orang yang bantu datang menolong.
3. Beberapa sudut cerita yang cenderung klise menurutku. Contohnya tanpa alasan jelas Saber menjadi baik ke adiknya padahal dari awal dia adalah sosok yang beringas dan brutal.
4. Gambit adalah salah satu tokoh besar di X-Men tapi di Wolf cuma jadi tempelan.
5. Efek dan perkelahian memang keren, tapi aku kurang puas! Hahaha... memang subyektif sih, hehehe...

Mungkin itu dulu sih, yang bisa aku komentari, hahaha...

Ebiji's World

Tren atau gaya hidup jarang yang bisa sepanjang masa. Pasti ada masanya begitu juga di dunia ABG. ABG jamanku (di Kediri) dibilang gaul kalau punya celana Alien Workshop, hem kotak-kotak. Sekarang? Pada ketawa kalau ada yang menggunakan Alien Workshop, hahahaha...

Begitu juga dalam hal penulisan kalimat. Dulu masih berkirim surat dengan kertas-kertas wangi lalu diisi kata-kata romantis (lebay) sekarang cukup ber-sms ria. Sifat sms yang tidak bisa menampung banyak kata membuat pemakai menyingkat isi sms-nya. Dari yang masih bisa dimengerti sampai yang hanya bisa dimengerti pengirim dan penerima. Perkembangannya dalam berapa tahun ini tidak hanya bermain di area singkat menyingkat, tapi lebih menarik lagi.

"hahahaha
nYmNTx lC'
sYukUr dC' q'tDiE kDa jDi mPaT rPat ,, jDiE kRja_aNt q d_kNtOr gAg bNyK ..
cHabAr zEA lC'
hohoho"

Pernah menerima atau membaca gaya tulisan di atas? Bagi kita-kita yang bukan ABG lagi pasti mengerutkan dahi tak mengerti. "Iki maksute opo tho?" Hahaha... Tapi tidak bagi para ABG. Yup, gaya penulisan seperti itu sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Tidak cuma di sms tapi ketika menulis bahkan mengisi komen-komen atau wall di situs jejaring sosial. Entah gaya ini asalnya dari mana tapi menurutku ini sebuah fenomena yang hanya terjadi di Indonesia. ABG telah hidup atau menemukan dunianya sendiri tanpa mereka sadari. Salut buat para ABG kita, hahahaha...

06 May 2009

Formula Film Hollywood

Aku nggak tahu ini sudah ada teorinya belum tapi aku menemukan kesamaan dalam film-film Hollywood yang berniat sukses atau sudah sukses. Kita ambil sebuah film dengan durasi 90 menit.
  • Di 20 menit pertama atau lebih dikit, penonton diajak berkenalan dengan tokoh utama dengan aksi yang heboh dan bikin kita "misuh-misuh". Ini lumrah ada di film-film berbujet besar. Tujuannya tentu untuk menarik atau membuat penonton bengong dan yakin kalau mereka nggak salah tonton. Seri film yang terkenal selau ada "opening act" dahsyat adalah James Bond.
  • Di 20 menit berikutnya, kita digiring untuk mengenal tokoh utama dan cerita filmnya. Mulai dari latar belakang, pengenalan para tokoh dan hal-hal lain untuk membangun fondasi cerita film. Bisa dibilang ini cukup penting karena bila di awal sudah berantakan dengan alur yang "nggak enak" maka dahi penonton makin lama makin berkerut.
  • Tiap film pasti memiliki klimaks dan sekitar 10 menit sebelumnya, alur semakin dinamis menggiring kita menuju klimaks. Di film action biasanya tokoh utama dan "bolo-nya" mempersiapkan diri lalu berangkat ke lokasi bertemu musuh besarnya. Disini si pembuat film bisa menyelipkan jawaban-jawaban atas misteri yang telah dibangun di awal film. Disini biasanya mulai terkuak semua.
  • 30 menit kemudian adalah klimaks. Fakta dan jawaban yang ditemukan si hero di kroscek-kan ke musuh sebagai klimaks cerita. Penonton mengharapkan sesuatu yang besar, yang memuaskan dan merasa tidak rugi mengeluarkan uang untuk menonton. Tugas si pembuat tentu menjaga harapan penonton sejak dari awal film hingga akhirnya klimaks. Untuk action tentu penonton mengharapkan kehancuran total, aksi maksimal dan efek menawan. Untuk drama penonton mengharapkan bagaimana nasib tokoh utama akhirnya.
  • 10 menit terakhir saatnya pendinginan. Musuh terkalahkan atau malah si hero juga ikutan mati. Kita disuguhkan bagaimana cerita ini berakhir atau ada teaser untuk jilid selanjutnya. Lebih nikmat lagi bila ada bagaimana kehidupan setelah klimaks tadi. Salah satu ending yang benar-benar mengecawakan adalah Asmara 2 Dunia, baah!!!
Beberapa point di atas adalah "umumnya" karena satu dekade ini telah banyak sineas yang mendobrak pakem tersebut. Sejak munculnya Pulp Fiction yang menghadirkan gaya bercerita yang nggak urut, si pembuat bisa menaruh klimaks di mana saja tanpa mengurangi kenikmatan dalam menonton. Puncaknya adalah gaya penuturan The Dark Knight.

Sebuah contoh film yang benar-benar maksimal dari segala hal di era sekarang. Kolaborasi pembuatnya bisa membuat film terasa padat tapi tetap enak dinikmati. Bahkan aku mencatat ada beberapa klimaks dengan berbagai gaya sehingga tidak saling mengalahkan tingkat ketegangannya. Dan yang paling salut adalah klimaks sesungguhnya yang mungkin tidak bam bim blaar blaar! tapi berasa sampai ke pikiran, hati dan simpati kita. Sebuah suguhan masterpiece dari Chris Nolan dan kru bagiku, yang sayangnya tidak memenangkan Oscar di kategori utama.

14 January 2009

Do We Need This?

Merhatiin gak, makin banyak aja jenis produk di pasaran?

Suatu malam ketika sedang rapat, kami bahas mengenai iklan-iklan susu di TV yang seakan berlomba menunjukan kalau susu ini mempunyai kandungan lebih lengkap dari susu lain atau sebelumnya. Kebetulan beberapa hari sebelumnya saya punya pikiran kalau jangan-jangan produsen sekarang berlomba membuat jenis produk baru yang sengaja dibuat sedemikian rupa kalau konsumen membutuhkan produk itu. Tujuannya tentu untuk jualan lah, pure business!

"Kita menjawab apa yang dibutuhkan konsumen. Kalau semua sudah terpenuhi, kita buat produk yang sebenarnya tidak mereka butuhkan, tapi bagaimana caranya mereka jadi membutuhkannya".

Mungkin kalimat yang di atas bisa menggambarkan apa yang dibenak produsen, hehehehe... Ngomongin bagaimana caranya tadi, ya lewat iklan! Si merek datang dengan membawa segudang USP tapi ama agensinya tentu di filter mana yang benar-benar bisa dijual. Setelah ketemu dan ternyata USP seperti itu sudah pernah ada atau sudah banyak yang make, kita cari yang baru kalau perlu positioning baru. Hasilnya: Mizone fokus di mengembalikan konsentrasi dalam beraktivitas ketika minuman isotonik lain 'masih' bermain di wilayah mengembalikan tenaga atau mencegah dehidrasi. Padahal kandungannya gak jauh beda, padahal juga... kalau dinalar kita tidak terlalu membutuhkan itu. Yup, kalau persaingannya ketat, kita harus menemukan sesuatu yang spesial bahkan kalau perlu membuat yang spesial semata-mata agar konsumen mau menoleh lalu membelinya.

Sama juga dengan merek-merek susu. Semua berlomba-lomba menemukan zat/nutrisi baru yang kiranya bisa dijual ke konsumen agar mereka tertarik membelinya. Bahkan terkesan ada ungkapan "kira-kira zat/nutrisi apalagi ya, yang bisa dijual?" Susu untuk ibu yang sedang hamil juga ada dengan promise yang beraneka macam karena nutrisi yang "beraneka macam" juga. Padahal ya... emang jaman ibu kita mengandung dulu, ada nggak susu-susu kayak gitu? dan kita baik-baik saja kan? bahkan tidak kekurangan lahirnya para atlit dan orang pintar. Asal makanan dan minumannya dijaga, bergizi dan alami, insya Allah akan muncul bayi yang sehat dan pintar. Kuncinya adalah yang alami termasuk juga susu untuk bayi. Sepengatahuan saya, sedasyat apapun kandungan nutrisi produk susu bayi, masih lebih sempurna Air Susu Ibu begitu juga untuk susu sapi segar. Secara logika, dengan dimasukannya berbagai macam nutrisi buatan yang pastinya perlu 'perlakuan' khusus dalam memasukannya, otomatis nutrisi alami dalam susu sapi segarnya akan tergerus. Unsur alaminya tentu berkurang.

Inti dari tulisan saya di atas adalah, kadang produk-produk baru yang membanjiri etalase supermarket belum tentu kita membutuhkannya. Keputusan membeli ada pada Anda, putuskanlah dengan bijak.

Semua yang di atas cuma teori isengku aja, tentu keputusan dikembalikan yang membaca.

Hukum Persaingan

Bagi yang suka ngikutin acara-acara made in Jepang, pasti pada tau kalo acaranya aneh-aneh. Bahkan nggak cuma acara, restonya pun konon ada yg berkonsep toilet. Mulai tempat duduk pengunjung ala kloset ampek ice cream-nya berbentuk tokay seperti di manga-manga lengkap dengan warna kuningnya (wekzzz!!!). Menurut saya bisa kayak gitu karena satu dugaan yaitu karena ketatnya persaingan.

Dalam dunia pemasaran, semakin ketat persaingan maka perlu sesuatu yang beda dan menarik konsumen. Bahkan kalau perlu menciptakan sebuah positioning baru yang kadang terkesan sengaja dibuat. Karena di Jepang sangatlah padat dari berbagai aspek, para produsen dituntut membuat yang benar-benar beda bahkan yang extreme kalo perlu. Jadinya ya... seperti yang saya sebutkan di awal. Acara TV semakin aneh, konsep resto makin diluar akal sehat dan lain sebagainya. Tujuannya cuma satu.. menarik orang untuk paling nggak menoleh sejenak. Itulah hukum persaingan...