Waroeng Copy
11 October 2013
Gravity yang Menarik Hati
Rush, Film F1 yang Nggak Mengecewakan
Man of Steel!
07 February 2012
Perjuangan dan Doa
Kalau ingin melihat para pejuang duit, naiklah angkutan umum. Mulai dari pegawai kantoran sampai penyanyi profesional (pengamen) ada di situ. Semuanya (mungkin) berdoa, tapi level berjuangnya beda-beda yang berimbas pada apa yang dia dapat. Contoh sederhana para penampil yang sering kita temui di angkutan umum misalkan... Metro Mini 75 yang sering aku naiki pergi-pulang kantor. Bila masuk Tendean, suka ada bapak-bapak sekitar 30an tahun naik ke MM 75 buat tampil. Bukan baca puisi, bukan orasi sambil sulap make silet, dan bahkan bukan menyanyi... lha terus ngapain??? Wowkwkwk... aku sendiri nggak tahu, pokoknya dia naik lalu berdiri di lipatan pintu lalu ngedumel gak jelas apa yang diomongin. Alhasil satu pun penumpang gak ada yang ngasih sampai si kernet aja neriakin,"makanya, kerja!". Pengamen aja belum tentu semua ngasih, ini gak jelas ngapain minta dikasih, wekekeke...
Suatu malam aku naik Metro Mini 69 ke Blok M. Naik pengamen yang beranggotakan pemain "mobile" drum dan pemain biola. Mereka lalu membawakan karya instumental yang pertama Storm-nya Vanessa Mae dan satu lagi aku lupa judulnya tapi familiar dengan lagunya. Si drummer menggila seakan yang dia pukul drum di grup-grup band di Inbox dan pemain biola gak ada nada yang slip bahkan nyaris sama ama aslinya. Wow...
23 November 2011
Karma?
Kemarin tiba-tiba terlintas… kita selalu kalah ama Malaysia apa karena doa orang yang teraniaya ya? Beberapa orang menunjukkan kebenciannya terhadap Malaysia, padahal apa sejatinya salah mereka? Ada account2 Malaysia yang menghina-hina orang Indonesia tapi dari mana kita tahu itu bener dari orang Malaysia? Bisa jadi siapa gitu yang punya niatan mengadu domba. Beberapa ‘harta’ kita di klaim mereka… Emang nyesek tapi pemerintah ke mana aja selama ini? Selama belum ada yang mengklaim, semua negara berhak mengklaim. Liat aja di cabang lain, ketika atlit Malaysia tanding di intimidasi bahkan ketika lagu mereka berkumandang, penonton kita bikin ribut dan tiup terompet. Apa salah atlit2 itu? Apa mereka ‘menakali’ atlit kita? Begitu juga pemain timnas mereka bertanding, apakah mereka “senakal” pemain Vietnam nomor 8? Dari sudut yang lain, mungkin udah saatnya beberapa dari orang Indonesia yang punya kebencian berlebihan terhadap Malaysia introspeksi. Ini olahraga, mas-mbak bro-sis sekalian. Sebenci-bencinya kita tetap harus junjung sportivitas. Dan Allah memberikan peringatan yang pantas buat kita.
Indonesia tampil di final dengan kelelahan, terlihat jelas itu. Gak bisa memeragakan permainan cimik ketika mencukur Kamboja. Sedang Malaysia mungkin sama-sama capek, tapi mereka bisa menjaga tempo dan disiplin. Ketika tahu itu, aku berharap jangan sampai pinalti tapi terjadi juga. Pemain-pemain kita Nampak tegang sekali, beda dengan pemain-pemain Malaysia yang sepertinya udah disiapkan bila terjadi pinalti. Dan tim yang bermental lebih bagus menang. Selamat buat Malaysia, Garuda Muda masa depanmu masi panjang dan aku yakin sangat cerah… teap semangat!
14 November 2011
Tintin yang Nggeregetin
Ketika aku mendengar bahwa nantinya film Tintin berwujud animasi apalah itu bahasa teknisnya, aku berpikir “nanggung amat, sih?” “Kenapa gak live action aja?” Tapi begitu melihat scene pertama, aku langsung lupa pertanyaan tadi. Sungguh nyata mendekati sempurna. Pikiran lalu melayang, seorang Spielberg gitu lho… yang udah bikin banyak macam film-film besar terutama bergenre petualangan (Indiana Jones), singkat cerita semua udah dia dapatkan dan rasakan… boleh dong iseng membuat sesuatu yang beda yang mungkin belum pernah dia buat? Dan Tintin sebagai kelinci percobaannya.
Dari segi jalan cerita, menurutku seru-seru aja… tipikal film-film petualangan Spielberg. Apalagi aksi-aksinya yang… mungkin memang lebih dahsyat menontonnya lewat kacamata 3D. Tonton sendiri aja lah, huehehehe… Animasinya membuatku takjub karena untuk beberapa scene mendekati kenyataan. Joke tidaklah sering tapi cukup menggelitik apalagi 2 nama tokoh yang menurutku lucu, Sakharine (kata Kapt. Haddock nama yang manis) dan Salad. Tapi… sayang sekali ekspresi para aktor kurang memuaskan bahkan cenderung datar-datar aja. Bahkan suara Jammie Bell cenderung datar-datar saja. Jadi geretan sendiri karena sayang banget getooh. Cerita udah oke, animasinya mendekati hidup tapi ekspresi biasa-biasa bahkan masi mendingan nonton Lion King :D. Mungkin bisa jadi catatan Mbah Spiel di 2 seri berikutnya. Hohohoho, denger-denger sih mau jadi trilogy. Keseluruhan cukup memuaskan dan bisa jadi alternatif mengisi wiken dan liburan. Yaa… 7.5 dari 10 deh dariku, huehehehe… gara-gara keganggu kurang ekspresifnya para aktor, huehehehe…
Tunas Garuda
Masyarakat Papua sejatinya banyak yang dianugrahi bakat alami sebagai atlit. Kuat, nafas kuda, cepat dan luwes/ lincah. Itulah kenapa secara fisik yang mendekati pemain-pemain luar selain dari Asia tenggara adalah mereka. Kebayang kan, timnas kita ke depan kalau didukung aksi-aksi mereka? Nggak usah jauh-jauh, di Sea Games ini contohnya. Mendadak secara skill individu dan stamina bila dibanding tim negara lain kita terlihat lebih menonjol. Oya, lupa… pemain-pemain kita cepat! Hehehe… Tapi, ada catatan mengenai pemain kita yang berasal dari Papua. Sejak dulu selalu bermasalah dengan pelatih hingga manajemen dan PSSI. Ada yang diberitakan mangkir latihan,menghilang tiba-tiba dari pelatnas dan lain-lain. Itulah kenapa sebelum era Riedl, pemain yang berasal dari Papua sangat minim menghuni timnas padahal potensi mereka besar. Tentu jadi tanda tanya ada apa sebenarnya. Hingga suatu ketika aku membaca komentar Erol Iba, mantan pemain timnas dari Papua yang pernah dilirik club Australia. Kata beliau, pemain Papua hanya ingin dimengerti, dipahami atau bahasa lainnya perlu ada pendekatan khusus. Ketika aku melihat cukup banyaknya pemain dari Papua di timnas dan sekarang menjadi pemain kunci, aku langsung menunjuk Coach RD sebagai orang dibalik kesuksesan timnas kita.
Bila kita menilik karir Coach RD, nggak usah heran beliau sukses memaksimalkan bakat-bakat pemain dari Papua. Beliau adalah salah satu aktor di belakang sukses Persipura (yang tentu saja mayoritas pemainnya dari Papua) merajai Liga Indonesia beberapa tahun lalu. Logikanya, beliau sangat mengenal karakter pemain-pemain Papua termasuk bagaimana “mendekati” mereka. Apalagi berkaca pada prestasi beliau, mungkin beberapa pemain jadi segan dengan beliau. Itulah kenapa di timnas kali ini, Coach RD sukses memaksimalkan pemain-pemain dari Papua. Imbasnya, timnas kita jadi lebih kompeitif seakan telah menemukan puzzle yang jadi titik lemah kita selama ini, pemain-pemain dengan fisik yang lebih kompetitif. Kebayang kan bila posisi yang membutuhkan pemain tukang lari seperti winger dan wingback diisi pemain-pemain dari Papua? Pasti dahsyat! Bolehlah kita optimis Indonesia kembali merajai kawasan Asia Tenggara. Asal… masih dipegang Coach RD. Yup, bila kita ingin memaksimalkan pemain-pemain dari Papua, sejauh ini hanya beliau yang bisa. Baru dugaanku sih, hehehe… tapi bila melihat latar belakang beliau tentu jadi masuk akal bukan? Bila Wim jadi dipecat, aku sih berharap Coach RD diberi kesempatan atau paling tidak beliau diberi peran penting di timnas. Itu kalau ingin timnas kita lebih kompetitif dengan hadirnya para pemain dari Papua. Selain dia adalah orang yang sangat mengenal para pemain dari Papua, bukankah dia yang membentuk kerangka timnas masa depan di ajang ini? Apalagi melihat penampilan timnas kita sejauh ini, aku cukup optimis paling tidak kita akan tampil di final. Terimakasih para pahlawan kita di lapangan, IN DO NE SIA!!! Jreng… jreng… jreng… jreng… jreng!!!