Beberapa waktu lalu aku membahas respon audiens terhadap iklan Smart dan nggak bosen-bosennya aku berbagi cerita sejenis. Petarung kali ini adalah iklan TV Indomie terbaru dan iklan TV susu balita!!!
Suatu malam aku membeli nasi goreng babat yang bikinnya tentu di goreng bukannya dibabat kaya si pitung nyikat Belande. Lagi bengong sambil lirik sini sana eh di seberang meja ada 2 cewek mahasiswi yang lumayan seger kayak sawi. Mereka nunggu pesanan sambil lihat acara di TV yang nangkring di atas entah gimana caranya bisa sampai sana. Karena secara visual si cewek biasa aja, aku lanjut dengan bengongnya sampai kemudian aku dengar music dari iklan Indomie terbaru. Menampilkan beberapa adegan orang kehujanan yang kemudian diakhiri adegan orang lagi menyantap Indomie dengan nikmatnya. Yup yang diomongin adalah hujan-hujan gini enaknya nyruput Indomie. Masih jelas ingatanku ketika anak-anak ‘Ngenge bilang ni iklan oke banget dah. Insightful istilah mboys-nya. Karena itu muncul penasaranku ingin melihat reaksi audiens yang notabene pengonsumsi Indomie. Satu dua adegan aku lirik mereka masih sempat-sempatin melirik. Di pertengahan durasi mulai nyuekin, bahkan hingga akhir iklan. Padahal jawaban dari clue-clue visual sebelumnya ada di ending. Melihat itu, alisku yang nggak seberapa ini spontan mengerut. How come??? Iklan yang kata beberapa teman kantor bagus justru dicuekin sama konsumennya? Hmm…
Setelah iklan selesai muncul iklan TV susu balita yang kebetulan salah satu favoritku belakangan ini. Menceritakan 3 balita yang ditanya secara bergantian kalau besar pengen jadi apa. Balita pertama dan kedua nggak bisa jawab kemudian balita ketiga sebagai jagoan menjawab ingin jadi dokter agar bisa menyembuhkan teman-temannya yang sakit. Lalu aku lirik kembali kedua mahasiswi tadi yang ternyata memerhatikan iklan TV tersebut. Nggak cuma itu, sempat muncul bahan obrolan seputar iklan itu entah apa. Yang jelas, iklan susu tersebut lebih menarik bagi kedua mahasiswi tersebut daripada iklan Indomie.
Ketika pertama kali melihat iklan Indomie terbaru, jujur aku nggak se-amaze teman-temanku. Kenapa? Menurutku iklan ini terlalu apa ya istilahnya… abstrak mungkin kali ya? Hahahaha… maksudnya nampilin cut to cut adegan yang ada hubungannya ama hujan dan seri lainnya yang awalnya nggak jelas ini tentang apa. Beberapa adegan malah aku nggak ngerasain romantisme hujan dan kehujanan yang lalu membayangkan nikmatnya makan Indomie ketika itu. Mungkin…. Ini mungkin lho… nggak usah kebanyakan adegan, ambil 3 moment utama ketika kehujanan tapi dengan DOP yang ciamik tentunya. Bisa pas neduh bareng orang lain di emperan toko, nongkrong di warung Indomie pas hujan sampai masih nglembur di kantor ketika hujan. Karena buatku ada beberapa adegan yang kalaupun hilang nggak ngaruh sama pesan yang mau disampaikan. Bisa jadi… terlalu banyaknya adegan yang ngapture suasana pas hujan malah bikin mereka mikir, “ini apaan sih?” Alhasil sebelum sampai ke “gong” mereka udah cuek duluan.
Hahaha… namanya komentator cuma bisa komentar dan belum tentu bisa bikin lebih bagus. Paling tidak respon kedua mahasiswi tadi jadi renungan-(paling tidak)-ku bahwa bagus buat orang iklan belum tentu bagus dan efektif buat audiens.
No comments:
Post a Comment