Entah karena lapar atau emang istimewa, yang ini sungguh memuaskan. Lokasinya nggak jauh dari rumahku, yup... di Jakal km 10. Secara interior juga sama kayak angkringan di seluruh Jogja. Tapi entah kenapa setelah makan merasakan surga tertinggi dari cita rasa makanan.
Ketika motor aku lajukan masuk ke jalan arah rumahku, kulihat kilauan lampu teplok khasnya. Aku matikan mesin, standar aku renggangkan hingga maksimal agar kuda campuran besi, plastik dan aluminiumku tidak ngglundung. Memasuki pintu angkringan langsung mataku jelalatan mencari mangsa. Setelah nego dengan penjual tentang yang mana sambal teri yang mana oseng-oseng, akhirnya aku ambil kedua jenis itu masing-masing satu biar nggak pada protes lalu unjuk rasa karena pilih kasih. Setelah itu aku berburu lauk. Karena tadi siang sudah berbule ria di I-Cafe Sagan dan memesan Cappuccino serta French Fries (Negara kok bisa digoreng ya?), maka aku memutuskan dengan segala kerendahan hati mencomot 1 tempe bacem, 1 tahu bacem, 1 tahu isi dan setusuk usus yang tersusun padat tanda kalau ususnya panjang. Tak lupa seplastik teh tubruk untuk jaga-jaga kalau terjadi keadaan darurat kesereten. BTW, kenapa namanya bisa teh tubruk ya? Nevermind... pokoknya itu tadi dan kok berani-beraninya si mbak Angkringan nawari untuk dibakar. Wuaah... ini... ini... malah nantangin. Harus pake banget dibakarlah!!! Karena apa enaknya makan makanan dingin? (berlaku juga buat cewek) Setelah semua siap untuk diangkut, saya bayar lalu segera memacu motorku pulang.
Sampai di kamar 3x3, semua hidangan aku buka lalu aku santap, beuuuggghhh... entah karena akunya lapar atau emang enak... angkringan kali ini istimewa sekali. Mas Angkringan (Duet sehati Mbak Angkringan tadi) membakar semua anggota main course-ku dengan nyaris sempurna. Bahkan masih terasa hangat! Wew... Tempe bacemnya... tahu bacemnya... nge-blend sempurna dengan kehangatan dan harumnya aroma api dari arang yang telah jadi. Tahu isinya so-so lah tapi ini yang spesial... Cita rasa ususnya berada pada puncak kenikmatan. Tidak terasa dan tercium bau amis, terbakar hampir kering. Wew... Making ciamik ketika menyadari nasi-nasinya nggak keras. Oseng tempenya juga lumayan mengundang selera apalagi sambel terinya. Mayat para teri berkumpul apik memvisualkan simfoni warna sebuah hidangan yang sangat menggoda. Hmmm...
Tak terasa semua habis ku lalap tanpa lalapan. Perut kenyang, hati senang... Alhamdulillah...
No comments:
Post a Comment