Dia adalah Hans Landa... sosok orang kepercayaan Der Fuhrer atau Hitler. Dia terkenal dengan sebutan Jew Hunter karena reputasi sebagai pemburu kaum Yahudi nomor satu. Sebagai seorang bastard atau orang yang menyebalkan (bajing**) dia adalah sosok yang nyaris sempurna. Tak perlu dicari di wikipedia atau google karena dia adalah tokoh fiktif di film Inglourious Basterds ciptaan sutradara eksentrik, Quentin Tarantino. Sebuah film yang cukup menyita perhatian di tahun lalu dan ditunggu banyak penggemar film. Nama Quentin di kursi sutradara tentu jadi jaminan mutu film paling berkualitas atau paling tidak film yang unik. Biar begitu, bagi yang mengikuti sepak terjang Quentin tentu akan familiar dengan apa yang disajikan oleh IB (Inglourious Basterds).
Inglourious Basterds adalah sekumpulan orang-orang Yahudi tangguh berasal dari berbagai latar belakang. Pemimpinnya adalah seorang Amerika yang sangat Amerika bernama Aldo Reine dan ini kisah tentang sepak terjang mereka. Film terbagi menjadi beberapa chapter yang merupakan ciri khasnya Quentin. Dibuka dengan pengenalan sosok Hans Landa sebagai seorang petinggi Nazi terpercaya yang bertugas memburu para kaum Yahudi. Teknik yang digunakan sangat tidak lazim. Dia memiliki berbagai kemampuan komunikasi dan psikologi mumpuni tapi berpadu dengan bengis-nya seorang Nazi. Sebuah kombinasi yang komplek dan sukses diterjemahkan oleh sang aktor menjadi akting yang fenomenal. Bahkan aura kebintangan Brad Pitt seakan tak berbekas di film ini digerus oleh kharisma akting C Waltz sebagai Hans Landa. Sebuah pilihan aktor yang tepat oleh Quentin. Tak cuma itu, Quentin mengakui bahwa Hans adalah tokoh terbaik yang pernah ia ciptakan dan Waltz telah melakukan pekerjaannya dengan sangat baik. Tak heran Golden Globe untuk aktor pendukung terbaik berhasil didapat.
Kembali ke film... chapter demi chapter mengalir dengan seru karena selalu ada momen adrenaline memuncak ataupun romantisme dalam pengertian yang luas. Seakan tiap chapter bisa berdiri sendiri sebagai sebuah film. Sangat menarik dinikmati tapi belum tentu bagi penggemar Quentin. Karena formula seperti ini sudah pernah dilihat di Pulp Fiction. Banyak darah, banyak kesadisan dan banyak kematian seakan sudah jadi keharusan bagi Quentin. Tak cuma yang ditunjukkan oleh para tentara Nazi, Inglourious Basterds juga berisi sekumpulan orang yang sadis. Bahkan kebengisan anggota IB mengaburkan siapa yang antagonis dan siapa yang protagonis. Sebuah penulisan cerita dan skenario yang prima menurutku. Akan tetapi ada beberapa momen yang cukup membosankan. Untungnya diselamatkan oleh Hans. Bisa dibilang Hans berhasil mencuri perhatian penonton. Melihatnya kita akan mengadu senyum sekaligus ngeri dengan kebengisannya.
Pemunculan Sozana yang menjadi benang merah film ini juga tak kalah menarik. Cerita dalam hidupnya perpaduan antara wanita biasa, trauma karena keluarganya dibantai dan sisi jahat karena ingin membalas dendam. Seorang penggemar rahasia yang mengagumi Sozana menjadi bumbu menarik yang tidak dipaksakan. Ending film juga cukup menggoda benak penonton karena tak terduga. Perubahan sikap Hans Landa yang menunjukkan sifat serakah kembali mencuri perhatian penonton. Sangat menarik.
Bisa dibilang penulis cerita dan sutradara berhasil membuat karya yang serba pas jadi bisa nikmat diikuti mulai dari kritikus film sampai orang yang menonton untuk mencari hiburan. Sebuah tontonan yang berkualitas. Dari saya 4 dari 5 bintang untuk film ini.
No comments:
Post a Comment