Ceritanya sendiri sederhana dan telah banyak film memakainya. Seperti proses masuknya ke Pandora yang mirip dengan proses masuk ke dunia Matrix, cerita memahami musuh dengan menjadi bagian dari mereka tapi ujungnya malah membela seperti di Dances with the Wolves dan masih ada secuil-secuil cerita lainnya. Konsep pohon kehidupan juga sudah menjadi pengetahuan umum banyak orang. Cek untuk lengkapnya: http://en.wikipedia.org/wiki/Tree_of_life. Banyak kritikus yang menyayangkan itu, cerita yang terlalu sederhana dan gampang ditebak tapi justru itu kekuatannya. Dari awal sampai akhir kita disuguhi kualitas visual nomor satu yang cukup melelahkan mata. Kebayang kan kalau ditambah cerita yang berat? Kelar nonton yang ada malah jadi pusing, hehehe… Padahal kalau kita jeli, banyak sekali pesan moral dan filosofi di film ini. JC seperti memberi kita kaca yang sangat besar untuk mengaca dari ujung kaki sampai ujung kepala, untuk ber-introspeksi diri. Selain itu kelebihan cerita sederhana adalah untuk menjaring penonton yang lebih banyak. Terbukti sekarang Avatar jadi film terlaris kedua sepanjang sejarah setelah Titanic yang buatan JC juga. Wow… doski beneran seorang hit maker!
Menit demi menit berlalu tak terasa mengalir lancar, aku sangat menikmati. Tensi cerita semakin kebelakang semakin naik dengan bumbu disana-sini yang membuat semakin menarik. Ketika menikmati film ini, tone seperti kembali ke era-era film di akhir 90-an. Bisa jadi karena JC lama tidak membuat karya setelah Titanic. Cara penyajian cerita jadi berasa old school. Tapi termaafkan karena malah menjadi penyegar diantara film-film sekarang yang maunya sok nyleneh tapi malah jadi tak nyaman di mata dan pikiran. Untuk acting seperti kebanyakan film sci-fi, para pemain masih di level rata-rata. Meski begitu acting Dr Agustine dan Neytiri cukup menyita perhatian tanpa mengucilkan andil Sam sebagai Jake Sully. Kekurangan lainnya adalah cukup aneh ketika di awal film kita disuguhi Pandora dengan view flora dan fauna menakjubkan, tiba-tiba hilang di pertempuran akhir berganti menjadi tanaman-tanaman biasa. Belum di tahun dimana manusia bisa pergi ke planet-planet sesuka mereka tapi untuk pesawat masih menggunakan baling-baling. Ya… anggap aja tidak ada film yang sempurna.
Avatar sebuah tontonan yang bisa dibilang sebuah hal baru. Mulai dari teknologi, formula film box office yang dilanggar (selalu dibuka dengan aksi dasyat) sampai tanggal rilis yang bukan saat musim panas. Perjudian yang beresiko tapi setimpal dengan hasilnya. JC sekali lagi membuktika punya visi yang di atas rata-rata sutradara Hollywood yang bahkan bisa disejajarkan dengan Stephen Spielberg. Perpaduan keindahan visual dengan jalan cerita yang mudah dipahami. Mengembalikan fungsi film itu sendiri sebagai penghibur mata dan jiwa manusia. Ada kalanya kita memusuhi Jake tapi ada kalanya nasionalisme kita muncul ketika dia maju paling depan memimpin bangsa Na’vi. Hanya film yang memang luar biasa yang sanggup menggerakkan emosi penonton. Untuk level tertentu, Avatar adalah film yang nyaris sempurna. Tak heran Golden Globe baru saja mengganjarnya dengan Best Picture yang bisa jadi menular di Oscar yang akan diadakan sebentar lagi. Salute buat JC atas satu lagi karya luar biasanya, salute buat tim pembuatnya. Seperti mengajarkan bahwa film berkualitas tidak bisa lahir hanya dengan sebulan syuting langsung rilis. Aku persembahkan 4,5 bintang dari 5 bintang.
No comments:
Post a Comment