22 January 2010

Meramal Hujan

Tadi pagi kukendarai motorku melintasi pemandangan gunung Merapi yang tumben tidak diselimuti awan pertanda hujan. Langit terlihat biru dan bersih dari awan. Apakah itu tanda hari ini bakal cerah? Belum tentu...

Ketika masih kecil aku pernah baca di sebuah majalah, cara mudah memprediksi hujan. Cukup dengan melihat ke arah timur yang paling bawah. Bila terlihat sekumpulan awan maka besar kemungkinan nanti siang, sore bahkan malam akan hujan. Aku udah sering mencobanya dan kebanyakan prediksiku benar. Tentu itu berguna untuk sekarang ini yang cuacanya tak tentu.

Semoga membantu... :P

21 January 2010

Anggota DPR Dapat Komputer Baru Seharga 20 Juta

Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - Fasilitas mewah kembali diterima oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Kali ini anggota dewan mendapat komputer baru seharga 15 juta rupiah. Komputer Dell studio one dengan monitor 14 inch merupakan pengadaan yang dilakukan anggota dewan periode lalu dengan panitia anggaran.

"Barangnya sudah ada di meja semua anggota DPR. Komputer baru harganya ada yang bilang 15 juta ada yang bilang 20 juta," kata Ketua DPR Marzuki Alie saat ditemui detikcom di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (21/1/2010).

Menurut Marzuki, pengadaan komputer sepenuhnya adalah kesepakatan anggota DPR periode lalu dengan panitia anggaran. Dirinya mengaku tidak tahu menahu. "Tiba-tiba dikasih meja, itu urusan DPR periode lalu," papar Marzuki.

Menurut Marzuki, periode lalu yang mengurus pengadaan barang adalah panitia anggaran dan Sekjen DPR. Marzuki tidak tahu harganya, Sekjen DPR yang mengetahui semua pembelian barang.

"Semuanya Sekjen sepenuhnya, kuasa pemegang anggaran itu di Sekjen," papar Marzuki.

(van/did)

Setelah saya googling, Dell Studio One cuma ada kompi desktop dan layarnya 19" yang harganya 1600-an dollar bukan 14" kecuali Dell Studio (laptop) yang harganya berkisar 8 juta, tapi lah ini katanya 15-20 juta. Berarti yang ini...

DELL Studio One

Platform Home Multimedia Desktop PC
Processor Type Intel Core2 Duo Processor
Processor Onboard Intel® Core2 Duo Processor E7500 (2.83 GHz, FSB 1066, 3MB)
Chipset nVIDIA nForce 720i
Standard Memory 4 GB DDR-2 SDRAM PC-5300
Max. Memory 4 GB (2 DIMMs)
Video Type NVIDIA GeForce 9400
Hard Drive Type 500 GB Serial ATA-II/300, 7200 RPM, Cache 16 MB
Optical Drive Type DVD±RW
Modem Internal Fax / Modem 56Kbps V90
Networking Integrated 10/100 LAN
Network Speed 10 / 100 Mbps
Keyboard Type Wireless keyboard
Input Device Type Wireless mouse
Card Reader Provided 7 in 1 media reader
Interface Provided 6x USB, LAN, Audio
O/S Provided Microsoft* Windows Vista Home Premium 64-bit
Monitor Provided 18.5" LCD, * Touchscreen, 16:9 WXSGA, CCFL (1366x 768)

Woooooowwww... ni mo jadi anggota DPR apa designer ya? Ckckckkck...

Free for Ladies

Familiar dengan istilah di atas? Yup... itu sering dipakai bila ada tempat dugem yang melakukan promo. Kadang kita mikir, kok cuma cewek yang boleh gratis masuk dan bahkan ada yang ngasih suprise atau hadiah seperti free "bottle" atau apalah itu. Jawabnya... target sebenarnya pemilik dugem tidak cuma menarik minat kaum hawa, tapi yang penting menarik kaum pria untuk datang. Bukan rahasia salah satu alasan pria-pria datang ke tempat dugem selain untuk mabuk adalah melihat cewek-cewek cakep, syukur-syukur dapat kenalan. Bahkan biar makin heboh, ada syarat bagi cewek berpakaian ter-sexy akan mendapat hadiah dari tempat dugemnya. Jelas kan kalau itu semua cuma untuk menarik kaum cowok datang berbondong-bondong. Nah sekarang yang jadi masalah... kalau misal para cowok pada heboh rame-rame mo datang mengharapkan bertemu para tamu cewek yang hot-hot... tapi ketika sampai di tempat dugem ternyata para cewek tidak ada yang datang. Kebayang seisi tempat dugem adalah cowok semua, wowkwkwkw... trus ngapain dugem?


Just a thought...

20 January 2010

Inglourious Basterds yang Berhasil Menciptakan Seorang Bastard

Dia adalah Hans Landa... sosok orang kepercayaan Der Fuhrer atau Hitler. Dia terkenal dengan sebutan Jew Hunter karena reputasi sebagai pemburu kaum Yahudi nomor satu. Sebagai seorang bastard atau orang yang menyebalkan (bajing**) dia adalah sosok yang nyaris sempurna. Tak perlu dicari di wikipedia atau google karena dia adalah tokoh fiktif di film Inglourious Basterds ciptaan sutradara eksentrik, Quentin Tarantino. Sebuah film yang cukup menyita perhatian di tahun lalu dan ditunggu banyak penggemar film. Nama Quentin di kursi sutradara tentu jadi jaminan mutu film paling berkualitas atau paling tidak film yang unik. Biar begitu, bagi yang mengikuti sepak terjang Quentin tentu akan familiar dengan apa yang disajikan oleh IB (Inglourious Basterds).

Inglourious Basterds adalah sekumpulan orang-orang Yahudi tangguh berasal dari berbagai latar belakang. Pemimpinnya adalah seorang Amerika yang sangat Amerika bernama Aldo Reine dan ini kisah tentang sepak terjang mereka. Film terbagi menjadi beberapa chapter yang merupakan ciri khasnya Quentin. Dibuka dengan pengenalan sosok Hans Landa sebagai seorang petinggi Nazi terpercaya yang bertugas memburu para kaum Yahudi. Teknik yang digunakan sangat tidak lazim. Dia memiliki berbagai kemampuan komunikasi dan psikologi mumpuni tapi berpadu dengan bengis-nya seorang Nazi. Sebuah kombinasi yang komplek dan sukses diterjemahkan oleh sang aktor menjadi akting yang fenomenal. Bahkan aura kebintangan Brad Pitt seakan tak berbekas di film ini digerus oleh kharisma akting C Waltz sebagai Hans Landa. Sebuah pilihan aktor yang tepat oleh Quentin. Tak cuma itu, Quentin mengakui bahwa Hans adalah tokoh terbaik yang pernah ia ciptakan dan Waltz telah melakukan pekerjaannya dengan sangat baik. Tak heran Golden Globe untuk aktor pendukung terbaik berhasil didapat.

Kembali ke film... chapter demi chapter mengalir dengan seru karena selalu ada momen adrenaline memuncak ataupun romantisme dalam pengertian yang luas. Seakan tiap chapter bisa berdiri sendiri sebagai sebuah film. Sangat menarik dinikmati tapi belum tentu bagi penggemar Quentin. Karena formula seperti ini sudah pernah dilihat di Pulp Fiction. Banyak darah, banyak kesadisan dan banyak kematian seakan sudah jadi keharusan bagi Quentin. Tak cuma yang ditunjukkan oleh para tentara Nazi, Inglourious Basterds juga berisi sekumpulan orang yang sadis. Bahkan kebengisan anggota IB mengaburkan siapa yang antagonis dan siapa yang protagonis. Sebuah penulisan cerita dan skenario yang prima menurutku. Akan tetapi ada beberapa momen yang cukup membosankan. Untungnya diselamatkan oleh Hans. Bisa dibilang Hans berhasil mencuri perhatian penonton. Melihatnya kita akan mengadu senyum sekaligus ngeri dengan kebengisannya.

Pemunculan Sozana yang menjadi benang merah film ini juga tak kalah menarik. Cerita dalam hidupnya perpaduan antara wanita biasa, trauma karena keluarganya dibantai dan sisi jahat karena ingin membalas dendam. Seorang penggemar rahasia yang mengagumi Sozana menjadi bumbu menarik yang tidak dipaksakan. Ending film juga cukup menggoda benak penonton karena tak terduga. Perubahan sikap Hans Landa yang menunjukkan sifat serakah kembali mencuri perhatian penonton. Sangat menarik.

Bisa dibilang penulis cerita dan sutradara berhasil membuat karya yang serba pas jadi bisa nikmat diikuti mulai dari kritikus film sampai orang yang menonton untuk mencari hiburan. Sebuah tontonan yang berkualitas. Dari saya 4 dari 5 bintang untuk film ini.

17 January 2010

Avatar, Satu Lagi Masterpiece dari James Cameron

Aku mengendus film ini sejak sekitar 2 tahun yang lalu tapi gak nyangka ternyata JC (James cameron) menulisnya sejak pertengahan 90an. Trailernya sudah wara-wiri di internet tanpa jelas itu film tentang apa dan trailer harusnya memang begitu. Trailer berfungsi untuk “pemancing” calon penonton untuk penasaran lalu pergi ke bioskop bukannya malah menceritakan gamblang ini film tentang apa. Jempol buat tim marketing-nya. Back to Avatar, ketika masa pengembangan cerita JC terkendala biaya dan teknologi yang belum memadai. Sampai suatu ketika JC melihat Golum di trilogi Lord of The Ring yang membuatnya percaya sudah saatnya mewujudkan cerita fantasinya. Setelah Terminator, Aliens, T2 dan Titanic... dia berhasil membuat sebuah Cult Movie yang bisa aku bilang selevel dengan Star Wars.

Ceritanya sendiri sederhana dan telah banyak film memakainya. Seperti proses masuknya ke Pandora yang mirip dengan proses masuk ke dunia Matrix, cerita memahami musuh dengan menjadi bagian dari mereka tapi ujungnya malah membela seperti di Dances with the Wolves dan masih ada secuil-secuil cerita lainnya. Konsep pohon kehidupan juga sudah menjadi pengetahuan umum banyak orang. Cek untuk lengkapnya: http://en.wikipedia.org/wiki/Tree_of_life. Banyak kritikus yang menyayangkan itu, cerita yang terlalu sederhana dan gampang ditebak tapi justru itu kekuatannya. Dari awal sampai akhir kita disuguhi kualitas visual nomor satu yang cukup melelahkan mata. Kebayang kan kalau ditambah cerita yang berat? Kelar nonton yang ada malah jadi pusing, hehehe… Padahal kalau kita jeli, banyak sekali pesan moral dan filosofi di film ini. JC seperti memberi kita kaca yang sangat besar untuk mengaca dari ujung kaki sampai ujung kepala, untuk ber-introspeksi diri. Selain itu kelebihan cerita sederhana adalah untuk menjaring penonton yang lebih banyak. Terbukti sekarang Avatar jadi film terlaris kedua sepanjang sejarah setelah Titanic yang buatan JC juga. Wow… doski beneran seorang hit maker!

Menit demi menit berlalu tak terasa mengalir lancar, aku sangat menikmati. Tensi cerita semakin kebelakang semakin naik dengan bumbu disana-sini yang membuat semakin menarik. Ketika menikmati film ini, tone seperti kembali ke era-era film di akhir 90-an. Bisa jadi karena JC lama tidak membuat karya setelah Titanic. Cara penyajian cerita jadi berasa old school. Tapi termaafkan karena malah menjadi penyegar diantara film-film sekarang yang maunya sok nyleneh tapi malah jadi tak nyaman di mata dan pikiran. Untuk acting seperti kebanyakan film sci-fi, para pemain masih di level rata-rata. Meski begitu acting Dr Agustine dan Neytiri cukup menyita perhatian tanpa mengucilkan andil Sam sebagai Jake Sully. Kekurangan lainnya adalah cukup aneh ketika di awal film kita disuguhi Pandora dengan view flora dan fauna menakjubkan, tiba-tiba hilang di pertempuran akhir berganti menjadi tanaman-tanaman biasa. Belum di tahun dimana manusia bisa pergi ke planet-planet sesuka mereka tapi untuk pesawat masih menggunakan baling-baling. Ya… anggap aja tidak ada film yang sempurna.

Avatar sebuah tontonan yang bisa dibilang sebuah hal baru. Mulai dari teknologi, formula film box office yang dilanggar (selalu dibuka dengan aksi dasyat) sampai tanggal rilis yang bukan saat musim panas. Perjudian yang beresiko tapi setimpal dengan hasilnya. JC sekali lagi membuktika punya visi yang di atas rata-rata sutradara Hollywood yang bahkan bisa disejajarkan dengan Stephen Spielberg. Perpaduan keindahan visual dengan jalan cerita yang mudah dipahami. Mengembalikan fungsi film itu sendiri sebagai penghibur mata dan jiwa manusia. Ada kalanya kita memusuhi Jake tapi ada kalanya nasionalisme kita muncul ketika dia maju paling depan memimpin bangsa Na’vi. Hanya film yang memang luar biasa yang sanggup menggerakkan emosi penonton. Untuk level tertentu, Avatar adalah film yang nyaris sempurna. Tak heran Golden Globe baru saja mengganjarnya dengan Best Picture yang bisa jadi menular di Oscar yang akan diadakan sebentar lagi. Salute buat JC atas satu lagi karya luar biasanya, salute buat tim pembuatnya. Seperti mengajarkan bahwa film berkualitas tidak bisa lahir hanya dengan sebulan syuting langsung rilis. Aku persembahkan 4,5 bintang dari 5 bintang.