Saya menyesal ikut asuransi Bumiputera. Setahun yang lalu saya mendapat tawaran teman ibu yang menawarkan ikut Bumiputera. Karena itu berasal dari teman ibu dengan promo bunga yang cukup menggoda (sebenarnya lebih gede Prudential), aku menanamkan sejumlah uang ke sana. Posisi saya yang di Jogja sedangkan Bumiputera di Kediri membuat saya nggak bisa mempelajari/ bertanya-tanya lebih detail ke teman Ibu. Saya percaya penuh dengan Ibu dan saudara saya untuk menangani. Itulah kesalahan yang saya akui, tidak mempelajari sebelum memutuskan.
Setahun berjalan saya memutuskan mengambil sebagian uang karena kebutuhan. Niat sudah diutarakan ke teman ibu tapi baru sekitar 3 minggu kemudian diproses. Saya lalu pulang untuk menandatangani berkas dan betapa kagetnya saya karena yang saya terima tidak utuh 50%. Lebih tepatnya berkurang 2 juta rupiah. Ketika saya tanya si teman ibu malah kurang paham dan menyuruh bertanya pada orang Bumiputera lainnya. Karena saya harus segera bertolak ke Jogja, akhirnya Kakak yang tanya. Ternyata uang itu menjadi asuransi atau... apalah itu istilahnya. Saya menyesalkan kenapa hal itu tidak diceritakan sejak awal. Memang saya tidak bertanya-tanya tapi bukannya saya harus tahu? 2 juta bukan jumlah yang sedikit. Untuk sebagian orang itu bisa hidup untuk 4-5 bulan. Saya sungguh kecewa tapi apa mau dikata, kesalahan saya juga kenapa tidak mempelajari lebih dalam. Tidak hanya disitu. Saya juga kecewa karena ternyata sistem pencairan dana tidak bisa langsung seperti yang pernah teman ibu bilang. Melainkan 50% dulu kemudian sisanya hanya bisa diambil 50% lagi dan begitu seterusnya hingga habis. Hmmm... benar-benar dipersulit. Ya... maklum, mereka hidup dari peputaran uang dan punya cara agar sebisa mungkin uang nasabah lebih lama di kantong mereka. Kesimpulan dari pengalaman ini, saya menyesal dan tidak akan lagi berhubungan dengan asuransi terutama produk penyimpanan uang. It's enough!
23 June 2009
Star Trek, The Future Begins
Star Trek adalah salah satu franchise dengan sejarah yang panjang. Salah satu serinya, Next Generation, menjadi tontonan favoritku jaman dulu. Aku suka pesawat-pesawat dan pertempurannya. Padahal beberapa hal bertentangan dengan logika dan ilmu pasti seperti di angkasa ledakan mengeluarkan api tidak mungkin terjadi, hehehe... dan Star Trek versi reboot ini bisa menjadi hebat atau just another Star Trek movies. Untungnya JJ Abrams menjawabnya dengan cukup baik.
Film dibuka dengan kisah yang memilukan dan menyentuh ketika Kirk senior harus mengorbankan diri demi keselamatan 800 awak termasuk istri yang sedang melahirkan anak pertamanya. Jujur ini salah satu pembukaan film yang mengesankan bagiku. Disini ciri khas Abrams terlihat yaitu menyelipkan nuansa drama diantara kekacauan tanpa merusak keseluruhan adegan.
“Your father was captain of a starship for twelve minutes. He saved 800 lives, including your mothers and yours. I dare you to do better.” Christopher Pike
Kemudian kisah berlanjut dari Kirk kecil hingga menjadi dewasa dan mengikuti pendidikan Star Fleet yang sayangnya tidak diperlihatkan bagaimana pendidikannya. Tahu-tahu sudah 3 tahun aja, hmm… Petualangan Kirk dan Spock menjelajahi alam semestapun dimulai. Ketidakcocokan di awal pertemuan sedikit demi sedikit hilang seiring bertambah dewasanya mereka. Dan Kirk berhasil membuktikan kepada semua orang bahwa dia memang hebat sebagai kapten tanpa terbeban nama besar ayahnya. Spock juga mengalami pendewasaan melalui kejadian-kejadian yang dia alami di film ini. Akting Zachary Quinto menghidupkan Spock yang kaku, kalem dan tegas bertemu kebalikannya Kirk yang “liar” dan bertindak mengikuti instingnya. Duet mereka yang akhirnya berhasil mengalahkan musuh mereka yang sayangnya, kematian (klimaks) si Nero kurang nendang menurutku. Tapi semua tertutupi dengan satu paket hiburan yang memuaskan dari JJ Abrams.
Sepanjang film ketegangan-ketegangan terjalin rapi dan kisahnya terasa padat. Alur mengalir pas membuat kita ingin terus mengikuti kelanjutan filmnya. Efek juga tersaji maksimal. Menurutku hingga saat ini, inilah film musim panas yang memuaskan. Biarpun akting pemain masih rata-rata, tapi pemilihan cast sangatlah tepat. Mereka berhasil menyuguhkan karakter yang berbeda tanpa kehilangan chemistry di masing-masing tokoh. Tapi aku sedikit terganggu dengan peran Uhura yang terasa hanya pemanis di film ini. Chemestry duo tokoh sentral, Spock dan Kirk sangat terasa. Kuharap bila ada kelanjutannya, “don’t change the winning team”. Menurutku JJ Abrams menjalankan tugasnya dengan baik di film ini. 4 dari 5 bintang dari saya, hehehe...
Film dibuka dengan kisah yang memilukan dan menyentuh ketika Kirk senior harus mengorbankan diri demi keselamatan 800 awak termasuk istri yang sedang melahirkan anak pertamanya. Jujur ini salah satu pembukaan film yang mengesankan bagiku. Disini ciri khas Abrams terlihat yaitu menyelipkan nuansa drama diantara kekacauan tanpa merusak keseluruhan adegan.
“Your father was captain of a starship for twelve minutes. He saved 800 lives, including your mothers and yours. I dare you to do better.” Christopher Pike
Kemudian kisah berlanjut dari Kirk kecil hingga menjadi dewasa dan mengikuti pendidikan Star Fleet yang sayangnya tidak diperlihatkan bagaimana pendidikannya. Tahu-tahu sudah 3 tahun aja, hmm… Petualangan Kirk dan Spock menjelajahi alam semestapun dimulai. Ketidakcocokan di awal pertemuan sedikit demi sedikit hilang seiring bertambah dewasanya mereka. Dan Kirk berhasil membuktikan kepada semua orang bahwa dia memang hebat sebagai kapten tanpa terbeban nama besar ayahnya. Spock juga mengalami pendewasaan melalui kejadian-kejadian yang dia alami di film ini. Akting Zachary Quinto menghidupkan Spock yang kaku, kalem dan tegas bertemu kebalikannya Kirk yang “liar” dan bertindak mengikuti instingnya. Duet mereka yang akhirnya berhasil mengalahkan musuh mereka yang sayangnya, kematian (klimaks) si Nero kurang nendang menurutku. Tapi semua tertutupi dengan satu paket hiburan yang memuaskan dari JJ Abrams.
Sepanjang film ketegangan-ketegangan terjalin rapi dan kisahnya terasa padat. Alur mengalir pas membuat kita ingin terus mengikuti kelanjutan filmnya. Efek juga tersaji maksimal. Menurutku hingga saat ini, inilah film musim panas yang memuaskan. Biarpun akting pemain masih rata-rata, tapi pemilihan cast sangatlah tepat. Mereka berhasil menyuguhkan karakter yang berbeda tanpa kehilangan chemistry di masing-masing tokoh. Tapi aku sedikit terganggu dengan peran Uhura yang terasa hanya pemanis di film ini. Chemestry duo tokoh sentral, Spock dan Kirk sangat terasa. Kuharap bila ada kelanjutannya, “don’t change the winning team”. Menurutku JJ Abrams menjalankan tugasnya dengan baik di film ini. 4 dari 5 bintang dari saya, hehehe...
03 June 2009
Terminator: Salvation
Terminator telah menjadi saga tersendiri bagi fans-nya di seluruh dunia. Film pertama dipuji karena menjadi sesuatu yang baru di eranya. Film kedua lebih dasyat lagi karena dipuji baik kritikus maupun penonton awam. Terbukti menjadi box office di eranya serta menjadi film cult bagi penggemar film. Sayang di film ketiga menjadi anti klimaks.
Ketika kabar Salvation berhembus saya optimis ini akan menjadi keren. Apalagi seorang Bale ikut bermain di film itu. Tapi ketika tahu sutradanya McG, muncul sedikit rasa pesimis. Film tersukses yang pernah dia besut hanyalah Charlie Angels yang menurutku cuma film action “numpang lewat saja”. FYI, awal karir doski adalah sutradara video clip kondang. Untungnya doski berhasil naik level di film ini.
Salvation menceritakan ketika Connor dewasa dan menjadi pemimpin kaum pemberontak. Selain menyelmatkan manusia dari para mesin, dia juga harus mencari dan menyelamatkan bakal ayahnya (Kyle Reese) yang diburu para mesin. Alasan diburu jelas tanpa si Kyle, Connor yang menjadi ancaman mesin tak kan ada. Makin runyam ketika Marcus yang setengah mesin setengah manusia bangkit. Seperti Wolverine, dia bingung mendapati kondisinya seperti sekarang. Sisi manusianya mendorong untuk membantu Connor dan… silahkan nonton sendiri, hahahahaha…
Salvation adalah film action yang cukup “mahal”. Efeknya cukup maksimal apalagi robot-robotnya terlihat menakutkan ditunjang sound yang dahsyat. Cerita “sayangnya” cukup ringan, untung ditambal action keren dan Bale’s factor. Set adegan serasa di studio, mungkin karena “acton-action-nya” tidak ada interaksi dengan manusia umum atau bangunan-bangunan terkenal. Membuat saya merasa ini tidak terjadi disekitar kita, tapi di studio. Porsi acting Bale sangat kurang malah Sam W seperti menjadi tokoh utama di film ini. Entah kenapa alur cerita menurutku kurang nikmat. Mungkin McG kurang bisa mengatur kapan saatnya naik, kapan turun atau klimaksnya gimana. Ya itu factor pengalaman saja. Yang jelas menurutku dia telah naik kelas lewat film ini. Bagi penggemar film sebelumnya terutama Terminator 2, akan menemukan kejutan-kejutan menarik. Bahkan ada adegan yang sama persis dengan klimaks Terminator 2 cuma beda pemain. Menonton Salvation memang jauh lebih nikmat kalau sudah menonton film sebelumnya. Secara keseluruhan, Salvation menarik untuk ditonton. Apalagi siap-siap ada sekuelnya karena bagaimana Connor mengirimkan “Arnold” ke masa lalu untuk menyelamatkan dia dan ibunya masih belum disajikan di Salvation. Ratingku 3,5 dari 5 bintang.
Ketika kabar Salvation berhembus saya optimis ini akan menjadi keren. Apalagi seorang Bale ikut bermain di film itu. Tapi ketika tahu sutradanya McG, muncul sedikit rasa pesimis. Film tersukses yang pernah dia besut hanyalah Charlie Angels yang menurutku cuma film action “numpang lewat saja”. FYI, awal karir doski adalah sutradara video clip kondang. Untungnya doski berhasil naik level di film ini.
Salvation menceritakan ketika Connor dewasa dan menjadi pemimpin kaum pemberontak. Selain menyelmatkan manusia dari para mesin, dia juga harus mencari dan menyelamatkan bakal ayahnya (Kyle Reese) yang diburu para mesin. Alasan diburu jelas tanpa si Kyle, Connor yang menjadi ancaman mesin tak kan ada. Makin runyam ketika Marcus yang setengah mesin setengah manusia bangkit. Seperti Wolverine, dia bingung mendapati kondisinya seperti sekarang. Sisi manusianya mendorong untuk membantu Connor dan… silahkan nonton sendiri, hahahahaha…
Salvation adalah film action yang cukup “mahal”. Efeknya cukup maksimal apalagi robot-robotnya terlihat menakutkan ditunjang sound yang dahsyat. Cerita “sayangnya” cukup ringan, untung ditambal action keren dan Bale’s factor. Set adegan serasa di studio, mungkin karena “acton-action-nya” tidak ada interaksi dengan manusia umum atau bangunan-bangunan terkenal. Membuat saya merasa ini tidak terjadi disekitar kita, tapi di studio. Porsi acting Bale sangat kurang malah Sam W seperti menjadi tokoh utama di film ini. Entah kenapa alur cerita menurutku kurang nikmat. Mungkin McG kurang bisa mengatur kapan saatnya naik, kapan turun atau klimaksnya gimana. Ya itu factor pengalaman saja. Yang jelas menurutku dia telah naik kelas lewat film ini. Bagi penggemar film sebelumnya terutama Terminator 2, akan menemukan kejutan-kejutan menarik. Bahkan ada adegan yang sama persis dengan klimaks Terminator 2 cuma beda pemain. Menonton Salvation memang jauh lebih nikmat kalau sudah menonton film sebelumnya. Secara keseluruhan, Salvation menarik untuk ditonton. Apalagi siap-siap ada sekuelnya karena bagaimana Connor mengirimkan “Arnold” ke masa lalu untuk menyelamatkan dia dan ibunya masih belum disajikan di Salvation. Ratingku 3,5 dari 5 bintang.
Subscribe to:
Posts (Atom)