25 July 2008

Apa Gairahmu?

Jujur saja kenapa aku memilih bidang penulis iklan karena tidak bisa merancang gambar di komputer apalagi menguasai perangkat-perangkat lunaknya. Untungnya, memang dunia penulisan naskah yang selama ini aku cari dan ini hasratku. Baru sadarnya ketika aku magang sebagai penulis iklan. Cieee… magang, hmm… jadi ingat seorang mahasiswa bernama Berto. Ketika awal-awal main ke kantor, dia berkeluh kesah bingung memilih antara menjadi pengarah seni atau penulis naskah. Dengan keterbatasan pengalaman aku coba membantu dan dia kembali bertanya, “menjadi penulis naskah itu susah nggak sih?” Kemudian secara lugu aku menimpali, “gampang-gampang susah”. Lalu matanya menerawang semakin bingung, hehehe… Dengar-dengar sekarang doi malah asyik ber-AE ria, hmmm… Mungkin setelah beberapa pengalaman membuat dia menemukan apa gairahnya. Tapi jalan apapun (anyway), memang seperti itu adanya. Asal punya gairah atau hasrat, kita pasti bisa. Nah… sebagai awalan untuk terjun bahagia ke dunia iklan, mari temukan apa gairahmu!

Bagi yang muda yang ceria yang kuliah di periklanan, pasti bingung ingin konsentrasi kemana jadi isu utama. Tidak usah bingung, tanyakan pada hati apa kesukaan dan gairahmu. Bagi yang suka kata-kata, mengkhayal, mengarang cerita dan lain-lain, penulis naskah bisa jadi pilihan. Bagi yang suka merancang gambar, menyukai seni gambar, menguasai perangkat lunak rencang gambar dan lain-lain, cobalah menjadi pengarah seni. Tidak susah sebenarnya asal kita bisa mengenali diri sendiri, apa kemampuan dan gairahmu. Bagaimana, sudah ketemu belum? Kalau sudah, mari ngobrol yang lainnya.

Kerja di dunia iklan itu salah satu yang penting adalah pengalaman. Pengalaman sendiri berasal dari keinginan kita untuk berubah. Berubah untuk meredam ego yang segunung, untuk mau belajar dari siapapun dan apapun. Berubah demi mendapat pengalaman agar makin berilmu. Berubah karena “dipaksa” oleh gairah yang menggelora.

Ada yang suka sinetron? suka Kangen Band, Radja? Pasti kebanyakan tidak tapi eh, kok ada yang bilang “biasa saja, kadang iseng-iseng nonton”? Bagi yang jawab tadi, selamat Anda layak naik satu tingkat lagi. Kenapa begitu? Karena eh karena, aku pribadi yakin kalau ingin lebih kreatif janganlah anti terhadap apapun. Okelah mungkin ini terbaca basi, tapi beneran lho.. ide itu bisa dari mana saja tak terkecuali sinetron. Lihat saja beberapa tahun lalu Smooth-E me-ratu-i (kan produk buat cewek, makanya me-ratu-i) ajang-ajang penghargaan iklan di dunia. Aku cukup yakin inspirasinya dari kisah-kisah drama ala sinetron dan drama Hongkong. Menurut yang aku alami, mencari ide itu lebih mudah kalau kita bisa meredam ego untuk rakus terhadap hal apapun dan peka akan sekitar kita. Tidak kalah penting adalah rasa ingin tahu yang harus terus membara. Kata seorang legenda iklan bule, “ide itu tidak ada lagi yang asli, yang ada hanya menggabungkan beberapa ide lama menjadi baru”. Perkaya wawasan, peka terhadap apapun dan kumpulkan ide-ide yang muncul untuk sebuah ide yang lebih segar.

Tidak hanya demi sebuah ide kita harus berubah, tapi mumpung masih muda.. mbok yao, rajin-rajin menyedot ilmu dari para sesepuh periklanan salah satunya lewat magang. Mungkin pas magang ada yang mengeluh tidak dibayarlah, dicuekinlah dan lah-lah lainnya, tapi kalau dipikir-pikir, kapan lagi bisa nyari ilmu gratis di dunia kerja nyata, syukur-syukur biro multi-nasional? Sebuah pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh hati nurani masing-masing, hehehe… “Yeah… yeah… ngomong sih gampang Mas…”, oke-oke kalau nampak melemaskan, masih ada jalan lain misalkan sering ngobrol dengan praktisi iklan lokal atau mencari sumber ilmu lainnya. Tapiiiii… kembali lagi, kalau dasarnya enggan meninggalkan area nyaman untuk berubah.. ya percuma! Aku yakin kalau kita sudah menemukan gairah itu, tidak ada kata sengsara di hari-hari kita.

Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan. Pilihan yang muncul setelah kamu mengalami perubahan. Perubahan yang bangkit dari kubur ketika kamu mulai mengenal iklan-iklan A Mild, mengenal biro iklan bernama Ogilvy, menjajah satu seminar iklan ke seminar lain, mengenal Budiman Hakim dan Dewa Dewi iklan lain, browsing di adsoftheworld.com hingga gabung CCI yang membuatmu menemukan apa hasratmu. Hasrat yang memberi kamu senyum ketika orang terpengaruh dan membicarakan iklan buatanmu. Jadi.. temukan gairahmu, berubahlah untuk membuat perubahan!

Semoga bermanfaat, maaf kalau ada yang bingung dengan beberapa istilah di atas karena kesengajaanku untuk tetap setia menggunakan Bahasa Indonesia.

1 comment:

Civilian said...

Yawislah...

Pokoke kerja sing bener ajak keblinger marang bocah wadon sing gak bener

Sukses Mang!