Suatu siang habis berkeliling kota, aku makan siang di depan komplek gardu PLN Jakal km 7/ 8. Aku beli lontong opor lalu menunggu pesanan datang. Di depanku ada keluarga yang sedang menikmati santap siang bersama. Si suami Jawa banget dengan badan cukup kekar sedang istri putih langsing dengan wajah yang cukup caem. Beredar 2 anaknya yang umurnya paling tua sekitar 5-6 tahun ditemani mungkin saudara salah satu pasangan itu. Mereka terlihat sudah selasai dan sedang bersantai. Pesananku tiba dan aku melihat sebuah pemandangan yang membuatku takjub sekaligus prihatin. Suami istri itu sama-sama mengeluarkan sebatang rokok, mereka nyalakan lalu hisap dalam-dalam dan mengepulkan asapnya di depan anak-anaknya! Wow… Jujur aku jadi prihatin dan miris… Kok nggak bisa nahan diri paling nggak ngrokoknya pas nggak ada anak-anak mereka. Wew… secara anak-anak meniru apa yang dia lihat, aku yakin mereka kelak pasti merokok juga. Hmmm… Itu kelak, sekarang… sudah pasti kedua anak mereka adalah perokok pasif. Bayangkan masih kecil udah kemasukan asap rokok. Wew…
Piringku masih tersisa beberapa potong lontong, mereka beranjak pergi mengendarai sepeda motor. Aku masih tertegun sampai tiba-tiba pegawai lontong opor ngrasani (Ngomongin) pasangan tadi.
“Wah… kae lanang wedhok ngrokok yo?”
“Ho oh… koyok wong sukses wae…”
Kembali aku tersentak halus… merokok sebagai symbol kesuksesan???